KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis sampaikan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih
dan karunianya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Essay yang berjudul “ANALISIS EKONOMI PROVINSI BENGKULU”. Adapun
pembuatan Tugas ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi Tugas mingguan.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
Dosen
mata kuliah Ekonomi Makro yaitu Ibu Mitra Mustika Lubis SP, M.Si yang telah
banyak memberikan bimbingan dan arahan, saran, serta bantuan kepada penulis dan
kepada rekan-rekan satu kelompok dalam melaksanakan tugas ini.
Medan, Januari 2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan
ekonomi merupakan salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan
pembangunan ekonomi. Dimana, pertumbuhan ekonomi menggambarkan suatu dampak
nyata dari kebijakan pembangunan yang dilaksanakan. Pertumbuhan ekonomi sangat
erat kaitannya dengan proses peningkatan barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi meningkatkan daya saing antar daerah serta
memajukan ekonomi masyarakat daerah di indonesia.
Todaro
(2003) memberikan definisi pembangunan ekonomi merupakan suatu bentuk usaha
untuk mengurangi kemiskinan, ketidakmerataan distribusi pendapatan serta
pengangguran, yang merupakan suatu proses multidimensional dalam konteks
pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh. Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
pembangunan adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan distribusi
pendapatan yang merata sehingga tercipta kesejahteraan masyarakat.
Keberhasilan
suatu daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya diukur melalui
tingkat pertumbuhan ekonomi yang berhasil dicapai. Pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan stabil dari tahun ke tahun berarti kesejahteraan masyarakatnya
meningkat,sedangkan pertumbuhan ekonomi dengan nilai negatif berarti tingkat
kesejahteraan disuatu daerah menurun. Ada indikator yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan pembangunan salah satunya diukur dari Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) di suatu daerah. Selain itu, indikator yang sering
menjadi pengaruh yang sangat besar terhadap perekonomian di suatu daerah yaitu
inflasi, kemiskinan, tingkat pengangguran disuatu daerah tersebut serta harga
BBM yang sedang berlaku.
Provinsi
Bengkulu saat ini memiliki 10 (sepuluh) kabupaten dan kota yang tentunya
memiliki berbagai masalah yang harus segera diatasi, seperti masalah
pertumbuhan ekonomi. Sebagai wilayah yang memiliki banyak kabupaten pemekaran
baru, aspek pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan menjadi sangat
penting untuk di perhatikan, agar tujuan utama dari pemekaran daerah dapat
tercapai sebagai salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia.
Maka dari itu perlu
adanya analisis tingkat perekonomian di suatu daerah demi melihat ketercapaian
daerah tersebut dalam hal ini menyejahterakan masyarakat serta keberhasilan
pemerintahan yang ada pada periode tersebut. Indikator yang digunakan dan dirasa mampu
dalam menggambarkan kondisi perekonomian wilayah adalah pengangguran, inflasi,
kemiskinan dan juga capaian kinerja pembangunan secara umum.
1.2 Tujuan Penulisan
1) Mengetahui
serta menganalisis indikator – indikator makro ekonomi yang dapat mengukur
tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu daerah dalam hal ini provinsi bengkulu.
2) Untuk
bahan pertimbangan pemerintah dalam membuat kebijakan perekonomian di daerah.
1.3 Manfaat Penulisan
1)
Sebagai salah satu bahan referensi dalam mengatur dan membuat kebijakan, terutama kebijakan moneter dalam
perekonomian daerah di Indonesia.
2) Penyusun dan pembaca, sebagai
bahan referensi dan pembanding studi penelitian yang terkait dengan riset ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian
provinsi bengkulu diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas
harga Konstan dan Harga Berlaku. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
merupakan indikator untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Perekonomian
Provinsi Bengkulu hingga tahun
2016 masih
sangat dominan. Kedudukan sektor pertanian sebagai leading
sector dalam perekonomian Provinsi Bengkulu masih sulit digeser oleh sektor-
sektor lainnya.
Sedangkan Menurut PDRB menurut pengeluaran menunjukkan bahwa masyarakat
bengkulu cenderungmelakukan pengeluaran untuk konsumsi dari padainvestasi dan
tabungan.
Pertumbuhan
ekonomi bengkulu terus mengalami perlambatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 bengkulu mengalami laju
pertumbuhan 6,83 persen, pada tahun 2013 menurun menjadi 6,08 persen, tahun
2014 menjadi 5,49 persen dan terus mengalami perlambatan tahun ke tahun. Pada
tahun 2016 mengalami laju pertumbuhan 5,30 persen.
Gambar. 1
Pertumbuhan ekonomi yang melambat di
pengaruhi oleh situasi global, semua negara tujuan ekspor menunjukkan adanya
keterlambatan kecuali Amerika Serikat. Selain situasi global, juga dipengaruhi
oleh situasi nasional. Dimana, kondisi perekonomian tbersumber pada APBN pada
triwulan ke 4 tahun 2017 hanya 3,97 persen jika dibandingkan dengan tahun 2016.
Ditahun terakhir, yaitu tahun 2016 – 2017 mengalami keterlambatan khususnya di
beberapa sektor seperti sektor industri yang melambat 1,42 persen, sektor
kontruksi melambat 1,16 persen dan sektor jasa keuangan melambat 5, 89 persen
dan administrasi pemerintah melambat 0,8 persen.
Dari sisi produksi , pertumbuhan
tertinggi di capai oleh lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial
sebesar 8,8 persen. Peningkatan jasa kesehatan dipengaruhi oleh cuaca ekstrem
badai dahlia, sehingga menyebabkan banyak orang yang sakit.
Dari sisi pengeluaran pertumbuhan
tertinggi pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 7,57 persen.
Untuk struktur perekonomian provinsi bengkulu tahun 2017 masih didominasi oleh
lapangan usaha pertanian, pedangan besar dan eceran serta administrasi
pemerintah. Besaran peranan ketiga lapangan usaha ini yaitu, masing – masing
pertanian sebesar 29,22 persen, perdagangan besar dan eceran sebesar 4,34 persen
dan administrasi pemerintahan sebesar 9,83 persen.
2.2 Inflasi
inflasi adalah suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan
dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain,
konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu
konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang
Inflasi
diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks
harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
·
Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI),
adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli
oleh konsumen.
·
Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari
barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP
sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK pada masa depan karena perubahan
harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan
harga barang-barang konsumsi.
Tabel 1. Indeks harga komoditas dan
inflasi
Bulan
|
TAHUN 2014
|
TAHUN 2015
|
TAHUN 2016
|
|||
|
IHK
|
INFLASI
|
IHK
|
INFLASI
|
IHK
|
INFLASI
|
Jan
|
113.52
|
1.03
|
123,53
|
-0,82
|
129,46
|
0,67
|
Feb
|
113.25
|
-0.24
|
121,73
|
-1,46
|
129,14
|
-0,25
|
Mar
|
113.29
|
0.04
|
121,96
|
0,19
|
129,19
|
0,04
|
Apr
|
113.24
|
-0.04
|
122,63
|
0,55
|
128,10
|
-0,84
|
Mei
|
112.57
|
-0.59
|
123,09
|
0,38
|
129,23
|
0,88
|
Jun
|
113.00
|
0.38
|
124,19
|
0,89
|
130,98
|
1,35
|
Jul
|
116,30
|
2,92
|
125,91
|
1,38
|
133,26
|
1,74
|
Agu
|
117,08
|
0,67
|
128,41
|
1,99
|
133,95
|
0,52
|
Sep
|
117,93
|
0,73
|
128,13
|
-0,22
|
134,05
|
0,07
|
Okt
|
118,39
|
0,39
|
127,47
|
-0,52
|
|
|
Nop
|
120,89
|
2,11
|
127,59
|
0,09
|
|
|
Des
|
124,55
|
3,03
|
128,60
|
0,79
|
|
|
Tahunan
|
|
10,85
|
|
3,25
|
|
|
Gambar.2 Inflasi
Tahunan Kota Bengkulu
Tingkat Inflasi di provinsi bengkulu
cenderung berubah – ubah. Pada tahun 2010 tingkat inflasi tahunan nya berkisar
9,08 sedangkan pada tahun berikutnya tingkat inflasi menurun menjadi 3,96 %
lalu naik lagi pada tahun 2012 hingga 4,61 %. Kemudian pada tahun 2013 bengkulu
mengalami kenaikan yang cukup drsatis yaitu menjadi 9,94 % dan mengalami
kenaikan kembali ditahun berikutnya yaitu 10,85 kemudian di tahun 2015 inflasi
yang terjadi hanya berkisar 3,25 % kembali mengalami kenaikan di tahun 2016
menjadin 5,00 dan pada tahun 2017 inflasi hanya berkisar 3,56.
Tabel 2. inflasi Bengkulu
Pada bulan Februari 2018, Kota
Bengkulu mengalami Deflasi sebesar -0,30 persen. Berdasarkan pemantauan Badan
Pusat Statistik di 82 kota di Indonesia, 55 kota mengalami inflasi dan 27
kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 1,05 persen
dan inflasi terendah di Palangkaraya sebesar 0,04 persen. Sedangkan deflasi
tertinggi di Medan sebesar -0,96 persen dan deflasi terendah di Lubuk Linggau
sebesar -0,02 persen.
Menurut data yang ada pada bulan
januari 2018 terjadi lonjakan inflasi dari bulan sebelumnya juga dari bulan
februari 2017. menurut bps,salah satu
penyebab yang mempengaruhi nya adalah karena tingginya harga beras pada bulan
desember 2017. kenaikan harga beras ini disebabkan karena adanya penimbunan
beras merk tertentu. Alasan para penjual tidak menjual beras merek tersebut
adalah karena harga jual lebih rendah dari harga sewaktu mereka membeli.
2.3 Tingkat
Kemiskinan
Pengertian kemiskinan pada dasarnya menyangkut kekurangan
atau ketidakmampuan. Reitsma dan Kleinpenning (1994) menyatakan kemiskinan
sebagai ketidakmampuan seseorang dalam mencukupi kebutuhan material dan
non-material. Sedangkan menurut Levitan (1980), kemiskinan merupakan kekurangan
barang serta jasa yang dibutuhkan demi mencapai kualitas hidup layak. Kedua
ahli tersebut telah menyampaikan definisi kemiskinan secara efektif. Adapun
Suparlan (1993) mendefinisikan kemiskinan sebagai tingkat rendah kualitas hidup
sekelompok orang dibandingkan dengan kualitas hidup yang berlaku di lingkungan
masyarakat.
Banyak sekali
faktor penyebab terjadinya kemiskinan, yaitu laju Pertumbuhan penduduk di
indonesia yang semakin meningkat, jumlah pengangguran,terbatasnya lapangan
kerja dan modal, tingkat pendidikan yang rendah serta kurangnya perhatian dari
pemerintah.
. Saat ini di indonesia tingkat kemiskinan tertinggi yaitu
pada provinsi papua dengan persentase sebesar 27,62 % sedangkan provinsi
bengkulu sendiri masuk pada peringkat ke 7 dengan persentasi sebesar 16,45 %
dari ke 34 provinsi yang ada.provinsi Bengkulu masih menjadi daerah termiskin
kedua dari Aceh di pulau Sumatera. Hal ini dapat terlihat ddari indikator yang
dapat dijadikan tolak ukur adalah masih banyak wilayah belum tersentuh listrik,
jalur produksi belum baik dan tingkat penghasilan yang masih rendah. Jika
merujuk data, persentase kemiskinan Provinsi Bengkulu pada periode Maret 2016
yakni mencapai 17,85 persen turun menjadi 16,45 persen di Maret 2017 dengan
total jumlah masyarakat miskin 316.900 jiwa.
Namun kategori miskin bisa berakibat masih adanya daerah yang
terisolir seperti jalan desa yang belum dibangun atau diperbaiki. Hal ini
sangat disayangkan mengingat Bengkulu dikenal dengan daerah yang kaya akan
hasil alamnya, seperti komoditi perkebunan serta pertanian. Adapun faktor
lainnya, banyaknya uang yang beredar dan yang dibelanjakan ke luar daerah,
membuat masyarakat Bengkulu tidak dapat merasakan kesejahteraan. Selain itu
juga disebabkan oleh sektor industri Bengkulu yang belum memadai sehingga
sektor usaha di Bengkulu sangat berketergantungan dengan daerah luar.
Sementara itu desa tertinggal juga mempengaruhi
Provinsi Bengkulu masih bertahan di urutan ke-2 termiskin. desa tertinggal
terbanyak berada di Kabupaten Kaur, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu
Selatan, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Seluma, Mukomuko, Lebong,
Kepahiang, dan Kabupaten Bengkulu Tengah.
Tabel 3. Tingkat kemiskinan
Menurut
Data BPS provinsi Bengkulu, persentase tingkat kemiskinan sudah mulai menurun
dari tahun ke tahunnya. Pada 2014 persentase tingkat kemiskinan yaitu sekitar
7,09 persen, lalu mengalami kenaikan pada tahun berikutnya yaitu sekitar 17,16
persen lalu mengalami penurunan pada tahun 2016 dan terus mengalami penurunan
pada tahun 2017 yaitu mencapai 15,59 persen. Hal ini tentunya berhubungan
dengan kinerja pemerintah pada saat ini yang berusaha menstabilkan perekonomian
di Bengkulu agar dapat menyejahterakan massyarakat Bengkulu.
2.4 Tingkat Pengangguran
Pengangguran
terbuka adalah angkatan kerja yang sama sekali tidak mempunyai
pekerjaan.Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja adalah penduduk yang
bukan termasuk angkatan kerja, yaitu penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih)
yang masih sekolah,mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya. Faktor utama
penyebab terjadinya pengangguran di Indonesia adalah kesalahan pola pikir dan
kesulitan mengembangkan kreativitas. Pola pikir tersebut terus saja diberikan
turun temurun pada anak cucu sehingga menjadi pemikiran dasar yang dimiliki
bangsa ini.
Selain itu kemiskinan juga merupakan penyebab serta dampak
yang bisa ditimbulkan dari pengangguran itu sendiri. Karena tingkat kemiskinan
yang tinggi seseorang tidak dapat mengenyam pedidikan sehingga ia tidak dapat
berkreasi serta memiliki kemampuan disuatu bidang dan melalui pengangguran pula
tingkat kemiskinan meningkat karena tidak adanya pendapatan seseorang.
Keberadaan pasar global saat ini juga menjadi pemicu utama terjadinya pengangguran. Karena adanya pasar global
pihak asing memilki hak untuk dapat dipekerjakan didalam negeri dan dari segi
kemampuan mereka juga lebih mampu dari pada sumber daya manusia indonesia.
Berdasarkan
data tingkat pendidikan dari badan pusat statistik Bengkulu:
Tabel 4. tingkat pendidikan menurut tamat
pendidikan
Pada tahun 2015 terdapat sekitar 8,58 persen penduduk
bengkulu yang tamat tingkat pendidikan perguruan tinggi. Hal ini dapat menjadi
indikator bahwa pendidikan di bengkulu
cukup baik. Namun, kemungkinan daya serap lapangan kerja dan lapangan kerja
yang sedikit. Sehingga hal ini tentu berakibat pada tingkat pengangguran yang
ada di daerah.
Tabel 5.Ketenagakerjaan
Berdasarkan data ketenagakerjaan yang ada, pada bulan 2014
terdapat 1.318.000 jiwa penduduk usia kerja. Dengan jumlah angkatan kerja yaitu
sekitar 951.000 jiwa. Dan yang bekerja yaitu sekitar 904.300 jiwa, dan
sekitar 46.700 tenaga kerja lainnya
menganggur. Dengan persentasi tingkat pengangguran terbuka yaitu sebesar 3,5 persen.
Kemudian pada tahun berikutnya terdapat pertambahan penduduk yaitu menjadi
1874900 jiwa. Dengan penduduk usia kerja yaitu sebanyak 1345800 jiwa dengan
tenaga kerja yaitu sebesar 951.000 jiwa dengan rincian 904.300 bekerja dan
sekitar 46.700 jiwa lainnya menganggur. Persentasi tungkat pengguran terbuka
pada tahun 2015 ini yaitu sebesar 4.90 persen.
2.5 Pengaruh Harga BBM
Kebijakan pemerintah
untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri menyebabkan
perubahan perekonomian secara drastis. Kenaikan BBM ini akan diikuti oleh
naiknya harga barang-barang dan jasa-jasa di masyarakat. Kenaikan harga barang
dan jasa ini menyebabkan tingkat inflasi di Indonesia mengalami kenaikan dan
mempersulit perekonomian masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan
ttap.
Jika terjadi
kenaikan harga BBM di negara ini, akan sangat berpengaruh terhadap permintaan
(demand) dan penawaran (supply). Permintaan adalah keinginan yang disertai dengan
kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan. Sementara
penawaran adalah banyaknya jumlah
barang dan jasa yang
ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga dan waktu tertentu.
Permintaan dari
masyarakat akan berkurang karena harga barang dan jasa yang ditawarkan
mengalami kenaikan. Begitu juga dengan penawaran, akan berkurang akibat
permintaan dari masyarakat menurun. Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi
melonjak akibat dari naiknya biaya produksi dari barang dan jasa. Ini adalah
imbas dari kenaikan harga BBM. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan, “Jika
harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan turun, dan
sebaliknyajika harga barang turun, jumlah barang yang diminta akan bertambah.”
Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak
bagi masyarakat. Baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak yang
signifikan akan terjadi pada tingkat inflasi dan pada kondisi perekonomian
nasional. Dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi adalah akan terjadi kenaikan
pada tingkat persentase inflasi. Jumlah uang yang beredar di masyarakat akan
bertambah, dan akan berdampak pula pada harga berbagai jenis barang dan jasa.
Kondisi perekonomian akan mengalami goncangan, ketidakstabilan akan terjadi.
Iklim investasi akan menurun, sehingga berpengaruh pada jumlah pendapatan dan
pengeluaran pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah
dengan kebijakan moneter. Seluruh instrumen kebijakan moneter efektif dalam
mengurangi dan mengatasi inflasi.
Kenaikan
harga BBM terkahir kali yaitu pada tabel berikut:
Tabel
6. Kenaikan Harga BBM
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Perkembangan
perekonomian di Bengkulu secara makro relatif baik meskipun belum diikuti
perkembangan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan kesejahteraan
masyarakatnya. Perkembangan kualitas sumber daya manusia yang masih kurang baik
dapat dilihat dari angka pengangguran yang pada tahun terakhir (2017) masih
mencapai 3,74 % pengangguran tertutup sedangkan kesejahteraan masyarakat dapat
dilihat dari angka kemiskinan yang masih berkisar 15,59% pada tahun 2017. namun, pemerintah setempat dikatakan sudah berhasil
dalam mengelola perekonomian daerah yang ditandai dengan terus berkurangnya
angka inflasi didaerah tersebut. Pemerintah juga dapat mengatasi kenaikan harga
bbm dengan beberapa cara yaitu dengan memperketat distribusi dan pengawasan
pemakaian BBM sesuai dengan peruntukannya, juga perlu ada pengalihan subsidi
untuk membiayai eksplorasi dan eksploitasi energi alternatif.
3.2
Saran
Telah
kita ketahui bersama bahwa kita diberikan kebebasan dalam melakukan kegiatan
ekonomi apapun. Maka dari itu, diharapkan kita bisa merubah perekonomian kita
yang kurang baik, dimulai dari lingkup yang terkecil yaitu individu lalu
keluarga. Dan disamping itu, kita ketahui bahwa dalam melakukan kegiatan
ekonomi itu, terdapat banyak permasalahan – permasalahan, diharap pemerintah
dapat lebih bijak dalam hal ini mengambil kebijakan – kebijakan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym,2017,
Penyebab Terjadinya Inflasi.https://www.jurnal.id/id/blog/2017/5-faktor-penyebab-terjadinya-inflasi. diakses pada 10 april 2018 pukul 12:00
Badan Pusat
Statistik Bengkulu, 2017. Bengkulu Dalam Tahun 2017. Bengkulu. Pusat : Badan Pusat Statistik
Badan Pusat
Statistik Bengkulu,2017.PDRB Tenaga Kerja. Bengkulu. : Badan Pusat Statistik
Badan Pusat
Statistik Bengkulu, 2016.PDRB Provinsi Bengkulu. Bengkulu. Pusat : Badan Pusat Statistik
Ikhwan
Bukhari,2012.Dampak BBM terhadap Ekonomi Indonesia. http://ikhwanbukhari.blogspot.co.id/2012/12/makalah-dampak-kenaikan-harga-bahan.html. diakses pada 09 april 2018 pukul 23:49
Tidak ada komentar:
Posting Komentar