USAHA TANI WORTEL YANG MENGUNTUNGKAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wortel
merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang bisa dijadikan sebagai bahan
masakan. Ciri-ciri dari wortel yaitu berwarna orenge dengan cita rasa manis dan
sedikit gurih. Wortel sebenarnya dapat dikonsumsi secara langsung bagi yang
menyukainnya. Bagi Anda yang tidak suka dapat menggolahnya untuk dijadikan
sebuah masakan, makanan, ataupun minuman. Wortel banyak mengandung vitamin A
yang sangat baik untuk tubuh. Kandungan vitamin A pada wotel sangat baik untuk
menjaga kesehatan mata. Selain mengandung vitamin A ada banyak vitamin yang
dimiliki oleh wortel diantaranya vitamin B dan C. Wortel sendiri adalah sebuah
jenis sayuran yang sangat cocok apabila di tanam di daerah dataran tinggi 1000
mdpl. Selain dapat ditanam di daerah dataran tinggi tanaman wortel juga dapat
dibudidayakan di berbagai tempat asalkan memiliki lahan dengan tanah yang
berhumus dan gembur. Harga jual wortel masih terbilang stabil jika dibandingkan
dengan harba sayuran lainnya. Hal inilah yang membuat potensi dari budidaya
wortel sangat menguntungkan untuk dijalani. Anda tidak perlu khawatir jika
harga wortel akan menurun drastis. Budidaya tanaman wortel bisa dikatakan sangat
mudah namun bagi Anda yang masih pemula dan belum mengetahui cara budidaya
tanaman wortel dapat beberapa cara yang disediakan di bawah ini.
1.2 Tujuan Penulisan
-
Untuk mengetahui usaha tani yang menguntungkan dalam
agribisnis.
-
Untuk mengetahui Peluang Usaha Tani dari Komoditi Wortel.
-
Untuk mengetahui cara memproduksi wortel
dengan Optimal
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Gambaran Umun Wortel
Wortel sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia dan populer sebagai sumber
vitamin A karena memiliki kadar karotena (pro vitamin A). Selain itu, wortel
juga mengandung vitamin B, vitamin C, serta zat-zat lain yang bermanfaat bagi
kesehatan manusia. Sosok tanamannya berupa rumput dan menyimpan cadangan
makanannya di dalam umbi. Mempunyai batang pendek, berakar tunggang yang bentuk
dan fungsinya berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Umbi berwarna kuning
kemerah-merahan, berkulit tipis, dan jika dimakan mentah terasa renyah dan agak
manis (Cahyono, 2003).
Wortel merupakan tanaman subtropis yang memerlukan suhu dingin (22-24°C),
lembab, dan cukup sinar matahari. Di Indonesia kondisi seperti itu biasanya
terdapat di daerah berketinggian antara 1.200-1.500 m dpl. Sekarang wortel
sudah dapat ditanam di daerah berketinggian 600 m dpl. Dianjurkan untuk menanam
wortel pada tanah yang subur, gembur dan kaya humus dengan pH antara 5,5-6,5.
Tanah yang kurang subur masih dapat ditanami wortel asalkan dilakukan pemupukan
intensif. Kebanyakan tanah dataran tinggi di Indonesia mempunyai pH rendah.
Bila demikian, tanah perlu dikapur, karena tanah yang asam menghambat
perkembangan umbi ( Ali dan Rahayu, 1995)
2.2. Pengolahan Tanah
untuk Budidaya Wortel
Pengolahan Tanah yang akan ditanami wortel diolah sedalam 30-40 cm.
Tambahkan pupuk kandang sebanyak 1,5 kg/m2 agar tanah cukup subur. Bila tanah
termasuk miskin unsur hara dapat ditambahkan pupuk urea 100 kg/ha, TSP 100
kg/ha, dan KCl 30 kg/ha. Selanjutnya dibuatkan bedengan selebar 1,5-2m dan
panjangnya disesuaikan dengan lahan. Tinggi bedengan di tanah kering adalah 15
cm, sedangkan untuk tanah yang terendam, tinggi bedengan dapat lebih tinggi
lagi. Di antara bedengan perlu dibuatkan parit selebar sekitar 25 cm untuk
memudahkan penanaman dan pemeliharaan tanaman. Kebutuhan benih wortel adalah 4-5
Kg/ha. Benih wortel yang baik dapat dibeli di toko-toko tanaman atau
membenihkan sendiri dari tanaman yang tua..Benih wortel dapat langsung
disebarkan tanpa disemai dahulu. Sebelumnya, benih direndam dalam air sekitar
12-24 jam untuk membantu proses pertumbuhan. Kemudian, benih dicampur dengan sedikit
pasir, lalu digosok-gosokkan agar benih mudah disebar dan tidak melekat satu
sama lain. Benih ditabur di sepanjang alur dalam bedengan dengan bantuan alat
penugal, lalu benih ditutupi tanah tipis-tipis. Berikutnya, bedengan segera
ditutup dengan jerami atau daun pisang untuk menjaga agar benih tidak hanyut
oleh air. Jika tanaman telah tumbuh (antara 10-14 hari), jerami atau daun
pisang segera diangkat (Pitojo S., 2006).
2.3. Pemeliharaan
Setelah
tanaman tumbuh segera dilakukan pemeliharaan, adapun proses pemeliharaanya
adalah sebagai berikut :
1. Penyiraman
penyiraman dapat
dilakukan sekali sehari atau dua kali sehari jika udara sangat kering. Cara
pemberian air yang lain ialah dengan jalan menggenangi parit di antara
bedengan. Cara seperti ini dapat dilakukan bila terdapat saluran drainase.
Tanaman yang telah tumbuh harus segera diseleksi. Caranya cabutlah tanaman yang
lemah atau kering, tinggalkan tanaman yang sehat dan kokoh. Tindakan ini
sekaligus diikuti dengan penjarangan yang berguna untuk memberikan jarak dalam
alur dan menjaga tercukupinya sinar matahari sehingga tanaman tumbuh subur.
Penjarangan menghasilkan alur yang rapi berjarak antara 5- 10 cm.
2. Pemupukan
Pemupukan
dapat dilakukan sejak tanaman berumur dua minggu. Untuk keperluan pertumbuhan
tanaman dn pembentukan umbi wortel, tanaman memerlukan unsu- unsur N, P, K
dalam jumlah yang banyak, sementara jumlah yang tersedia di dalam tanah relatif
sedikit. Oleh karena itu, harus ditambahkan unsur-unsur N, P, dan K dari luar dalam
bentuk pupuk kimia buatan pabrik yang siap diserap oleh tanaman. Unsur nitrogen
berfungsi dalam peningkatan pertumbuhan vegetatif, pembentukan sel, klorofil;
unsur fosfat berfungsi dalam pembentukan akar, umbi, bunga, buah, peningkatan
produksi dan mutu umbi; unsur kalium berfungsi dalam pertumbuhan bunga dan
klorofil, peningkatan ketahanan terhadap penyakit dan dalam penyerapan air.
Pemupukan nitrogen dapat mennggunakan pupuk ZA, urea, Postasium Nitrat, CPN.
Pemupukan fosfat dapat menggunakan pupuk DS, SP, Ammopos atau FMP. Pemupukan
kalium dengan menggunakan pupuk ZK, KCL, atau MOP. Pupuk yang biasa diberikan
berupa 50 kg Urea/ha, disusul pemberian kedua (1 atau 1,5 bulan kemudian)
berupa urea sebanyak SO kg/ha dan KCl 20 kg/ha. Dosis dapat berubah sesuai
kondisi tanah dan rekomendasi pemupukan yang ada. Cara pemupukan adalah dengan
menaburkan pupuk pada alur sedalam 2 cm yang dibuat memanjang berjarak sekitar
5 cm dari alur tanaman. Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan
penyiangan dan pendangiran. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma
dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung
(Cahyono, 2003).
3. Penanggulangan
Hama Penyakit
Ada beberapa
hama yang penting diketahui karena sering menyerang tanaman wortel di
Indonesia, di antaranya sebagai berikut. Manggot-manggot (Psila rosae) Umbi
wortel yang terserang memperlihatkan gejala kerusakan (berlubang dan membusuk)
akibat gigitan pada umbi. Penyebab kerusakan ini adalah sejenis lalat wortel
yang disebut manggot-manggot (Psila rosae). Periode aktif perusakan adalah saat
larva lalat ini memakan umbi selama 5-7 minggu sebelum berubah menjadi
kepompong. Umbi yang telah terserang tidak dapat di perbaiki, sebaiknya dicabut
dan dibuang. Pencegahannya, saat tanaman wortel masih muda disiram dengan
larutan Polydo120 g dicampur air sebanyak 100 liter. Untuk lebih meyakinkan
hasilnya, pemberian Polydol diulangi lagi 10 hari kemudian. Semiaphis dauci
Serangan hama ini ditandai dengan terhentinya pertumbuhan, tanaman menjadi
kerdil, daun-daun menjadi keriting, dan dapat menyebabkan kematian. Hama ini
umumnya menyerang tanaman muda sehingga menyebabkan kerugian besar. Hama
perusak ini adalah serangga berwarna abu-abu bernama Semiaphis dauci.
Pemberantasan dan pengendaliannya dilakukan dengan menyemprotkan Polydol 20 g
dicampur air 100 liter. Atau dapat pula menggunakan Metasyttox 50 g dicampur
air 100 liter (Rukmana, 1995).
Penyakit
Penyakit tanaman wortel yang dianggap penting antara lain sebagai berikut.
Bercak daun cercospora Penyakit ini ditandai dengan bercak- bercak bulat atau
memanjang yang banyak terdapat di pinggir daun sehingga daun mengeriting karena
bagian yang terserang tidak sama pertumbuhannya dibanding bagian yang sehat.
Penyebab penyakit ini adalah jamur Cercospora carotae (Pass). Penyebarannya
dibantu oleh angin. Bagian tanaman yang lebih dahulu terserang adalah daun
muda. Pengendaliannya dengan menanam biji yang sehat, menjaga sanitasi, tanaman
yang telah terserang dicabut dan dipendam, serta pergiliran tanaman. Cara
pengendalian yang lain adalah dengan menyemprotkan fungisida yang mengandung
zineb dan maneb, yaitu Velimex 80 WP sebanyak 2- 2,5 g/1 dengan volume semprot
400-800 1/ha. Busuk hitam (hawar daun) gejala penyakit ini ditandai dengan bercak-bercak
kecil berwarna cokelat tua sampai hitam bertepi kuning pada daun. Bercak dapat
membesar dan bersatu sehingga mematikan daun-daun (menghitam). Tangkai daun
yang terinfeksi menyebabkan terjadinya bercak memanjang berwarna seperti karat.
Gejala pada akar baru tampak setelah umbi akar disimpan. Pada akar timbul
bercak berbentuk bulat dan tidak teratur, agak mengendap dengan kedalaman
sekitar 3mm. Jaringan yang busuk berwarna hitam kehijauan sampai hitam kelam.
Terkadang timbul pula kapang kehitaman pada permukaan bagian yang busuk.
Penyebab penyakit ini adalah jamur Alternaria dauci yang semula disebut
Macrosporium carotae. Pengendaliannya dengan pergiliran tanaman, sanitasi,
penanaman benih yang sehat, dan membersihkan tanaman yang telah terserang (dicabut
dan dipendam atau dibakar). Dapat juga digunakan fungisida, misalnya Velimex 80
WP sebanyak 2-2,5 g/1 dengan volume semprot 400-800 1/ha (Anonimous, 1992).
2.4. Panen
Wortel dapat
dipanen setelah 100 hari tergantung dari jenisnya. Pemanenan tidak boleh
terlambat karena umbi akan semakin mengeras (berkayu) sehingga tidak disukai
konsumen. Cara pemanenan dilakukan dengan jalan mencabut umbi beserta akarnya.
Untuk memudahkan pencabutan sebaiknya tanah digemburkan dahulu. Pemanenan
sebaiknya dilakukan pagi hari agar dapat segera dipasarkan (Rukmana, 1995).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Aalisis Usaha Tani Wortel
a. Hak
milik : -
ha
b. Sewa :
2 ha
c. Sakap/Maro :
- ha
2. Tanggal
Tanam : 10
3. Bulan Tanam :
Oktober
4. Panen
Bulan :
Januari
3.1. Biaya Produksi
No.
|
Jenis Kegiatan
|
volume
|
Biaya/Vol (Rp)
|
Total
Biaya (Rp)
|
||
Biaya
|
||||||
A.
|
Biaya Variabel
|
|||||
1.
|
Bibit
|
11 Kg
|
15.000
|
165.000
|
||
2.
|
Pupuk
|
|||||
a.
|
Pupuk Amopos
|
101,92 Kg
|
8.000
|
815.360
|
||
b.
|
Pupuk NPK
|
169,04 Kg
|
4.500
|
760.680
|
||
c.
|
Pupuk Ikan
|
99,52 Kg
|
3.000
|
298.560
|
||
Jumlah Biaya Pupuk
|
1.874.600
|
|||||
3.
|
Pestisida
|
|||||
a.
|
Insektisida
|
8 lt
|
100.000
|
800.000
|
||
b.
|
Fungisida
|
6 Kg
|
65.000
|
390.000
|
||
c.
|
Perekat
|
7 lt
|
22.000
|
154.000
|
||
Jumlah Biaya Pestisida
|
1.344.000
|
|||||
4.
|
Tenaga Kerja
|
|||||
a.
|
Pengolah Tanah
|
20 HOKP
|
20.000
|
400.000
|
||
b.
|
Penanaman
|
12 HOKW
|
17.500
|
210.000
|
||
c.
|
Penjarangan
|
18 HOKW
|
17.500
|
315.000
|
||
d.
|
Pemupukan
|
11 HOKP
|
20.000
|
220.000
|
||
e.
|
Penyiangan
|
16 HOKW
|
17.500
|
280.000
|
||
f.
|
Persiapan Bibit
|
5 HOKW
|
17.500
|
87.500
|
||
g.
|
Penyiraman
|
-
|
-
|
|||
h.
|
Penyemprotan
|
8 HOKP
|
20.000
|
160.000
|
||
i.
|
Pemanen
|
25 HOKP
|
20.000
|
500.000
|
||
j.
|
Pasca Panen
|
10 HOKW
|
17.500
|
175.000
|
||
Total
Tenaga Kerja
|
64 HOKP
|
20.000
|
1.280.000
|
|||
61 HOKW
|
17.500
|
1.067.500
|
||||
Jumlah Biaya T. Kerja
|
2.347.500
|
|||||
Total Biaya Variabel
|
5.731.100
|
|||||
B.
|
Biaya Tetap
|
|||||
1.
|
Sewa Lahan
|
2 ha
|
3.500.000
|
7.000.000
|
||
2.
|
Penyusutan Alat
|
235.600
|
235.600
|
|||
3.
|
Pajak Tanah
|
2 ha
|
50.000
|
100.000
|
||
4.
|
Lain-lain
|
653.300
|
||||
Jumlah Biaya Tetap
|
7.988.900
|
|||||
C.
|
Bunga Modal
|
15 %/ tahun
|
1.658.750
|
|||
Total Biaya Produksi ( A+B+C)
|
14.928.750
|
|||||
Penerimaan
|
||||||
A.
|
Harga Jual/Kg
|
2.000
|
||||
B.
|
Jumlah Produksi
|
27.350 Kg
|
2.000
|
41.025.000
|
||
C.
|
Sebagai Bibit
|
-
|
-
|
-
|
||
TOTAL PENERIMAAN
|
41.025.000
|
|||||
TOTAL PENDAPATAN
|
26.096.250
|
|||||
Untuk melihat layak
atau tidaknya usaha tani wortel tersebut maka akan digunakan beberapa bentuk
analisis kelayakan usaha, yaitu sebagai berikut :
1. Analisis R/C
Ratio
Analisis R/C ratio merupakan
perbandingan antara penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan. Semakin
tinggi perbandingan antara penerimaan dan biaya total, maka semakin layak usaha
itu untuk dijalankan. Dalam analisis ini suatu usaha akan dikatakan layak atau
tidaknya adalah sebagai berikut :
a. Apabila nilai
R/C > 1, maka usaha tersebut layak untuk dijalankan.
b. Apabila nilai
R/C = 1, maka usaha tersebut tidak mendapatkan keuntungan ataupun kerugian
(impas).
c. Apabila nilai
R/C < 1, maka usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan.
Oleh karena itu, dalam menentukan layak
atau tidaknya usaha budidaya kentang yang ingin kami jalankan maka kami juga
menggunakan analisis R/C Ratio dengan perhitungan sebagai berikut :
R/C Ratio =
R/C Ratio =
= 2,87
Dari hasil perhitungan analisis R/C Ratio diatas maka usahatani wortel
tersebut layak untuk dijalankan
2. Analisis
Return of Investmen (ROI)
ROI merupakan suatu
ukuran rasio untuk mengetahui tingkat pengembalian modal usaha. Komponen pada
analisis ini adalah pebdapatan bersih dan jumlah pendapatan modal. Dalam
analisis ini suatu usaha akan dikatakan layak atau tidaknya adalah sebagai
berikut :
a. Jika
ROI > tingkat suku bunga Bank yang berlaku, maka usaha ini layak untuk
dilaksanakan atau dijalankan.
b. Jika
ROI ≤ tingkat suku bunga Bank yang berlaku, maka usaha ini tidak
layak untuk dilaksanakan atau dijalankan.
3.2 Analisis Keripik Wortel
Keripik wortel
merupakan salah satu camilan yang terbuat dari wortel. Keripik wortel
memang kaya akan vitamin sehingga sangat baik jika dikonsumsi. Olahan keripik
wortel memiliki cita rasa yang enak dan nikmat. Tekstur keripik wortel yang
begitu renyah sehingga banyak yang suka. Bahkan penggemar keripik wortel mulai
dari kalangan anak-anak hingga kalangan orang dewasa sangat menyukai keripik
wortel. Apalagi jika mengetahui aneka manfaat yang dimiliki keripik wortel
pasti membuat camilan ini banyak dicari dimasyarakat. Kandungan gizi serta
vitamin yang ada pada wortel memang tidak akan berkurang jika pengolahan
keripik dilakukan dengan benar. Biasanya olahan keripik wortel sering dijadikan
sebagai camilan dalam keluarga. Camilan keripik wortel inipun juga sering
dijajakan di berbagao toko-toko, supermarket maupun pasar tradisional. Camilan
ringan yang dibuat menggunakan bahan utama wortel inipun juga memiliki harga
yang cukup terjangkau sehingga tak heran bila banyak masyarakat yang menikmati
camilan keripik wortel ini. Dengan melihat pangsa pasar camilan keripik wortel
yang begitu luas dimasyarakat hingga membuat keripik wortel dijadikan sebagai
kegiatan usaha. Peluang bisnis keripik wortel juga sangat
menguntungkan jika dijalankan.
Untuk itu ada baiknya
kita untuk tahu bagaimana estimasi biaya yang digunakan dalam usaha keripik
wortel sebagai salah satu produk hilir yang dapat dikembangkan kedepannya :
Investasi
Investasi
Peralatan
|
Harga
|
|
Etalase/gerobak
|
Rp.
|
1,323,000
|
Pisau
|
Rp.
|
56,200
|
Telenan
|
Rp.
|
35,300
|
Wadah
|
Rp.
|
78,700
|
Panci
|
Rp.
|
91,900
|
Baskom
|
Rp.
|
93,600
|
Pengaduk
|
Rp.
|
50,100
|
Pengukus
|
Rp.
|
52,200
|
Wajan
|
Rp.
|
128,700
|
Perlatan penggoreng
|
Rp.
|
97,900
|
Mesin peniris minyak
|
Rp.
|
235,700
|
Kompor dan tabung gas
|
Rp.
|
240,700
|
Piring
|
Rp.
|
118,700
|
Sendok
|
Rp.
|
86,800
|
Garpu
|
Rp.
|
74,400
|
Meja
|
Rp.
|
119,500
|
Kursi
|
Rp.
|
106,000
|
Tempat sampah
|
Rp.
|
57,900
|
Timba
|
Rp.
|
46,100
|
Nampan
|
Rp.
|
58,100
|
Serbet
|
Rp.
|
28,900
|
Peralatan tambahan lain
|
Rp.
|
65,800
|
Jumlah Investasi
|
Rp.
|
3,246,200
|
Biaya Operasional per Bulan
|
||
Biaya Tetap
|
Nilai
|
|
Penyusutan etalase/gerobak 1/60 x Rp. 1,323,000
|
Rp.
|
22,050
|
Penyusutan pisau 1/36 x Rp. 56,200
|
Rp.
|
1,561
|
Penyusutan telenan 1/36 x Rp. 35,300
|
Rp.
|
981
|
Penyusutan wadah 1/42 x Rp. 78,700
|
Rp.
|
1,874
|
Penyusutan panci 1/48 x Rp. 91,900
|
Rp.
|
1,915
|
Penyusutan baskom 1/48 x Rp. 93,600
|
Rp.
|
1,950
|
Penyusutan pengaduk 1/42 x Rp. 50,100
|
Rp.
|
1,193
|
Penyusutan pengukus 1/48 x Rp. 52,200
|
Rp.
|
1,088
|
Penyusutan wajan 1/48 x Rp. 128,700
|
Rp.
|
2,681
|
Penyusutan peralatan penggoreng 1/48 x Rp. 97,900
|
Rp.
|
2,040
|
Penyusutan mesin peniris minyak 1/54 x Rp. 235,700
|
Rp.
|
4,365
|
Penyusutan kompor dan tabung gas 1/48 x Rp. 240,700
|
Rp.
|
5,015
|
Penyusutan piring 1/42 x Rp. 118,700
|
Rp.
|
2,826
|
Penyusutan sendok 1/42 x Rp. 86,800
|
Rp.
|
2,067
|
Penyusutan garpu 1/42 x Rp. 74,400
|
Rp.
|
1,771
|
Penyusutan meja 1/48 x Rp. 119,500
|
Rp.
|
2,490
|
Penyusutan kursi 1/48 x Rp. 106,000
|
Rp.
|
2,208
|
Penyusutan nampan 1/36 x Rp. 58,100
|
Rp.
|
1,614
|
Penyusutan serbet 1/36 x Rp. 28,900
|
Rp.
|
803
|
Penyusutan peralatan tambahan lain 1/36 x Rp. 65,800
|
Rp.
|
1,828
|
Gaji karyawan
|
Rp.
|
1,000,000
|
Total Biaya Tetap
|
Rp.
|
1,062,317
|
Biaya Variabel
|
|||||||
Wortel
|
Rp.
|
30,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
900,000
|
Garam
|
Rp.
|
1,500
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
45,000
|
Bawang putih
|
Rp.
|
9,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
270,000
|
Bawang merah
|
Rp.
|
9,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
270,000
|
Penyedap rasa
|
Rp.
|
4,500
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
135,000
|
Gula pasir
|
Rp.
|
6,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
180,000
|
Tepung terigu
|
Rp.
|
20,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
600,000
|
Ketumbar
|
Rp.
|
4,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
120,000
|
Biaya sewa tempat
|
Rp.
|
14,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
420,000
|
Biaya air dan listrik
|
Rp.
|
13,500
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
405,000
|
Total Biaya Variabel
Rp.
3,345,000
|
Total Biaya Operasional
|
||
Biaya tetap + biaya variabel =
|
Rp.
|
4,345,000
|
Pendapatan per Bulan
|
|||||||
25
|
Bungkus
|
x
|
Rp.
|
10,000
|
=
|
Rp.
|
250,000
|
250,000
|
x
|
30
|
hr
|
=
|
Rp.
|
7,500,000
|
Keuntungan per Bulan
|
|||||||
Laba = Total Pendapatan – Total Biaya
Operasional
|
|||||||
Rp.
|
7,500,000
|
–
|
4,345,000
|
=
|
Rp.
|
3,155,000
|
|
Lama Balik Modal
|
|||||||
Total Investasi / Keuntungan =
|
Rp.
|
3,246,200
|
:
|
3,155,000
|
=
|
1
|
bln
|
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan Analisis yang
telah dilakukan baik terhadap usaha tani komoditi wortel ataupun terhadap
produk olahan wortel dapat disimpulkan bahwa Usaha tani wortel
merupakan usaha yang sangat menjanjikan untuk prospek usahatani yang lebih
besar.selain itu,usaha tani wortel dapat berjalan atau layak diusahakan,
terlebih jika ada pengoptimalan dalam sub sitem usaha tani serta teknologinya.
4.2 Saran
Sebaiknya dalam
usaha tani wortel para pengusaha dapat lebih memperhitungkan faktor – faktor
yang bisa menjadi hambatan saat menjalankan usaha tani. Dan diharapkan bagi
mahasiswa untuk dapat terus mengembangkan ide yang inovatif untuk usaha tani
wortel baik hulu maupum hilir.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonimous, 1992. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Kanisius.
Yogyakarta.
Anonimous, 1995. Rencana
Pengembangan TNGGP 1995-2000. Buku 3 Departemen Kehutanan Direktorat
Perlindugan Hutan dan Pelestarian Alam Taman Nasional Gede Pangrango. Bogor.
Husodo, dkk, 2004. Pertanian
Mandiri. Pandangan Strategis Para Pakar Untuk Kemajuan Pertanian Indonesia.Penebar
Swadaya, Jakarta.
Pitojo S., 2006. Penangkaran Benih Wortel. Kanisius,
Yogyakarta.
Rasahan, dkk, 1999. Refleksi
Pertanian (Tanaman Pangan dan Hortikultura Nusantara). Pustaka Harapan,
Jakarta.
Rukmana, R., 1995. Bertanam Wortel. Kanisius, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar