Minggu, 01 April 2018

Pemahaman dan Analisis Laporan Keuagan Dalam Manajemen Agribisnis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Masalah keuangan merupakan salah satu masalah vital bagi setiap perusahaan dalam perkembagan semua bisnis perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikan suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun berhasil tidaknya suatu perusahaan mencari keuntungan dan mempertahankan perusahaanya tergantung pada manajemen keuangan perusahaan tersebut. Perusahaan harus memiliki kinerja manajemen yang sehat dan efesien untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Oleh sebab itu kinerja keuangan merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan di dalam persaingan bisnis untuk mempertahankan perusahaannya.
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan adalah kunci perusahaan untuk dapat dikatakan mempunyai kinerja perusahaan yang baik, karena keuntungan merupakan komponen keuangan sebagai alat untuk menilai baik atau tidaknya kinerja perusahaan. Hal ini akan mempengaruhi keberlangsungan perusahaan untuk maju dan perusahaan bekerja sama dengan perusahaan lainnya. Salah satu faktor menunjukkan kinerja perusahaan itu baik atau tidaknya yaitu dengan hasil laporan keuangan.
Perusahaan perlu menganalisi laporan keuangan karena laporan keungan berguna untuk menilai kinerja suatu perusahaan tersebut, dan membandingkan kondisi perusahaan dari tahun sebelumnya dengan tahun yang sekarang apakah perusahaan tersebut meningkat atau tidak sehingga perusahaan menimbangkan keputusan yang akan diambil untuk tahun yang akan datang sesuai dengan kinerja perusahaannya. Kinerja adalah sesuatu yang harus dicapai. Jadi kinerja adalah proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan perusahaan untuk memberikan solusi dalam mengambil suatu keputusan yang tepat dalam suatu periode tertentu

1.2
  Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari laporan keuangan ?
2.    Apa Fungsi dari laporan keuangan ?
3.    Apa saja jenis – jenis laporan keuangan itu ?
4.    Bagaimana Analisa Laporan Keuangan ?
5.    Metode apa yang bisa digunakan untuk menganalisa keuangan di perusahaan?
1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian laporan keuangan
2.       Untuk mengetahui pihak – pihak yang berkepentingan dalam penyusunan laporan keuangan
3.      Untuk mengetahui jenis – jenis laporan keuangan
4.      Untuk mengetahui komponen – komponen keuangan



















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu laporan yang berguna untuk menyampaikan informasi keuangan yang dapat dipercaya kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan memuat beberapa hal, diantaranya harta, utang, modal, dan semua pendapatan yang diperoleh serta beban-beban yang dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu dalam rangka untuk mendapatkan laba atau keuntungan.
Berikut tujuan pembuatan laporan keuangan suatu perusahaan:
a.        Memberikan informasi keuangan mengenai aktiva, kewajiban, dan modal suatu
 perusahaan yang dapat dipercaya.
b.       Memberikan informasi tentang jumlah kewajiban, jenis-jenis kewajiban, dan
 modal.
c.        Memberikan informasi yang bisa dipercaya tentang perubahan aktiva bersih atau
 neto (aktiva yang telah dikurangi kewajiban) suatu perusahaan.
d.       Memberikan informasi keuangan yang digunakan oleh pemakai laporan untuk
 menaksirkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
e.        Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil
laporan keuangan yang disajikan.
Agar tujuan laporan keuangan tersebut dapat dicapai, maka laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan sebagai berikut :
a.         Dapat dipahami
b.         Relevan
c.         Keandalan
d.        Dapat dibandingkan

2.2  Pengguna Laporan Keuangan
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan ( SAK) paragraf ke 9 ( Revisi 2009), dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :
·       Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
·       Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
·       Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
·       Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
·       Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan
·       Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
·       Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2.3 Jenis – jenis Laporan Keuangan
Secara Umum Laporan Keuangan Terdiri Dari :
  1. Neraca (Balance Sheet)
  2. Perhitungan Laba-Rugi atau Rugi Laba (income statement atau profit and loss statement)
  3. Laporan Perubahan Posisi Keuangan (the Statement of Changes in Financial Position) yang menyajikan:
·  laporan arus kas (Cash flow statement) dan atau
·  Laporan Arus Dana atau Laporan sumber dan penggunaan dana (Fund Flow Statement) dapat dilengkapi dengan
·  Laporan Saldo Dana atau laporan perubahan laba yang ditahaun (the statement of Retained Earning)
  1. Catatan Atas Laporan Keuangan (Footnotes or Notes to the Financial Statement). Laporan lain dan materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Umumnya laporan keuangan dibuat dalam periode satu tahun buku; bila periode pembukuan dimuli 1 januari dan berakhri 31 Desember (sesuai dengan tahun takwim). Sedang bila periode pembukuan dimulai 1 april sampai 31 maret (sesuai tahun anggaran pemerintah). Sekarang telah banyak perusahaan yang menyajikan laporan keuangannya secara komporatif, yaitu dengan menyajikan angka angka untuk dua periode (tahun) buku, yaitu tahun yang dilaporkan dan tahun sebelumnya
1.    Neraca
Neraca terbagi menjadi dua bagian, yaitu disebelah kiri diperlihatkan Aktiva, dan disebelah kanan diperlihatkan Kewajiban dan Modal. Kedua sisi selalu dalam keadaan seimbang (jumlah aktiva sama dengan jumlah kewajiban dan modal). Pada kolom aktiva diperlihatkan semua barang  dan kekayaan yang dimiliki perusahaan, termasuk juga tuntutan kepada pihak yang belum diterima. Di kolom kewajiban atau hutang perusahaan, dan juga modal disajikan semua kewajiban atau hutang perusahaan, dan juga modal (dana yang berasal dari pemegang saham jika perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas) yang harus dikembalikan kpd pemilik apabila perusahaan dibubarkan. Aktiva disajikan menurut urutan likuiditas, kewajiban menurut urutan jatuh tempo, sedang modal berdasar sifat kekekalan.
pengertian laporan keuangan

Komponen neraca dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu:
  • Aktiva atau harta
  • Kewajiban atau Hutang
  • Modal atau Ekuitas
Sturuktur Neraca
Sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia dan Standar Akuntansi Keuangan. Pos pos neraca diklasifikasikan sesuai gambar diatas.
·         Aktiva atau Harta
Aktiva yang terdapat pada kolom sebelah kiri Neraca mencerminkan struktur kekayaan perusahaan, yang menunjukkan dana perusahaan ditanamkan atau dialokasikan pada pos pos apa saja. Aktiva biasanya terdiri dari aktiva lancar, Investasi (penyertaan), aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva lain lain.
Aktiva lancar : Secara umum aktiva lancar meliputi kas dan semua aktiva yang dalam jangka waktu singkat atau jangka waktu pendek akan kembali lagi dalam bentuk kas. Jangka waktu biasanya tidak lebih dari satu tahun terhitung dari tanggal neraca.
  • Kas dan Bank
Ini adalah apa yang sering kita harapkan, yaitu semua tagihan dan uang dibarankas dan uang yang tersimpan di bank. Uang yang tersimpan di bank bisa dalam bentuk rekening tabungan, atau giro, maupun deposito.
Surat Berharga atau Efek (Marketable Securities)
 ini adalah investasi jangka pendek dari kelebihan dana yang tertanam pada kas, atau kas yang tidak terpakai yang tidak segera diperlukan. Biasanya diinvestasikan dalam bentuk surat berharga (commercial paper dan goverment securities).
  • Piutang Dagang
Disini kita menemukan suatu nilai rupiiah yang belum kita terima dari langganan atau konsumen meskipun barang sudah kita serahkan sebelum dibayar. Pelanggan biasanya diberi waktu 30, 60 atau 90 hari untuk membayarnya. Jumlah yang akan kita terima dari pelanggan adalah seperti apa yang terlihat pada pos dalam neraca.
  • Persediaan
Persediaan untuk perusahaan pabrikasi (perusahaan yang menghasilkan atau memproduksi barang) terdiri dari tiga kelompok yaitu bahan mentah, (raw materials) yang dipergunakan dalam proses produksi, barang setengah jadi (work in process) yang masih perlu proses lebih lanjut, dan barang jadi (finished goods) yang siap untuk dipasarkan. Persedian untuk perusahaan perdagangan (perusahaan jual beli) hanya terdiri dari persediaan barang dagangan (merchandise inventory) yang selalu siap untuk dipasarkan.

  • Biaya Dibayar di Muka
Pembayaran dimuka bisa muncul pada situasi sebagai berikut: pada tahun perusahaan membayar asuransi kebakaran unuk jangka waktu tiga tahun, dan perusahaan menyewa komputer yang berdasarkan kontrak harus dibayar dimuka untuk jangka waktu dua tahun. Pada Neraca terlihat suatu pos yang tidak kita haruapakan yang akan terus dipakai sampai tahun depan. Jika pembayaran  dimuka tidak dilakukan, perusahaan masih akan memiliiki lebih banyak uang kas. Karena itu pembayaran dimuka dimana perusahaan belum menggunakan atau menerima jasa pelayanannya, dan baru akan menerima jasa palayanan tahun berikutnya, dikelompokkan dalam Biaya Dibayar di Muka pada sisi Aktiva.
  • Investasi atau Penyertaan Jangka Panjang
Perusahaan dapat menanamkan kelebihan dananya sebagai suatu investasi  dalam jangka panjang. Penyertaan dalam jangka panjang ini dapat dimaksudkan untuk menguasai atau memiliki perusahaan lain (dengan membeli saham perusahaan yang bersangkutan di Bursa Efek; seperti kasus Putera Sampurna membeli saham Astra).
Aktiva TetapAdalah berhubungan dengan hak milik, bangunan, dan peralatan. Aktiva ini bukan untuk dijual akan tetapi digunakan untuk kegiatan perusahaan, berproduksi, menyimpan barang, mengirim dan memamerkan produksinya. Aktiva ini termasuk tanah, hak atas tanah dan bangunan, mesin, peralatan, perabotan kantor, mobil, truk, dan sebagainya.
Penyusutan atau depresiasiIstilah penyusutan (depreciation) ini telah didefinisikan untuk keperluan akuntansi sebagai penurunan nilai penggunaan aktiva tetap disebabkan karena pemakaian dan waktu. Aktiva tetap bisa juga menurun nilainya karena keusangan disebabkan adanya penemuan baru dan adanya teknik yang lebih yang canggih sehingga peralatan yang ada menjadi kadaluarsa atau ketinggalan jaman.
Aktiva tetap tak berwujudAktiva yang tidak berwujud (intangible assets) didefinisikan sebagai aktiva yang secara fisik tidak ada tetapi mempunyai nyata bagi perusahaan. Contoh, hak paten, (patent) yang dimiliki perusahaan, hak cipta (copy right), merk dagang (trade mark), franchise dan goodwill.
Aktiva lain lain Aktiva lain – lain adalah aktiva yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam aktiva lancar, investasi atau penyertaan, aktiva tetap atau aktiva yang tidak berwujud. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah, aktiva tetap yang tidak digunakan, piutang kepada pemegang saham, beban yang ditangguhkan, dan aktiva lancar lainnya.
·         Kewajiban atau Hutang
Kewajiban dicatat sebesar  nilai jatuh temponya, yaitu nilai uang dari pengorbanan ekonomis yang wajib dilakukan untuk menyelesaikan hutang tersebut.
Kewajiban Lancar Atau Hutang Jangka Pendek
Bagian ini biasanya terdiri dari semua hutang yang harus segera dibayar pada tahun depan (berdasar data Neraca 31 Desember 199x adalah hutang yang harus dilunasi pada tahun 199x + 1 mendatang). Bisa dikatakan kalau aktiva lancar berhubungan erat dengan kewajiban lancar atau hutang jangka pendek, karena aktiva lancar merupakan sumber dari mana pembayaran untuk melunasi hutang jangka pendek dilakukan. Berikut ini jenis jenis dari kewajiban lancar.
  • Hutang dagang
Hutang dagang menunjukkan jumlah dimana perusahaan meminjam  dari rekan perusahaan atau kreditor, dari mana talah dibeli barang secara kredit. Perusahaan biasanya mempunyai waktu 30, 60, 90 hari untuk melunasinya. Terkadang untuk memberi daya tarik untuk segera membayar, penjual memberikan potongan tunai kepada pembeli, katakan 2%. Karena itu jika suatu hutang dagang sebesar Rp.1000 dengan termin “2%” dalam 10 hari, net 30 hari artinya pembayaran hutang dalam jangka waktu 10 hari akan diperoleh potongan Rp.20 (2% dari Rp.1000) sehingga perusahaan cukup membayar Rp.980 saja untuk melunasi hutangnya.
  • Hutang Wesel
Bila uang dipinjam dari bank atau pihak lain, maka akan muncul di neraca ada pos Hutang Wesel, sebagai bukti bahwa surat perjanjian tertulis telah diberikan kepada pihak yang memberikan pinjaman.
  • Biaya Yang Masih (Belum) Dibayar
Hutang adalah uang yang telah dipinjam dari rekan usahanya. Pada waktu waktu tertentu perusahaan kadang juga meminjam dari karyawan, dengan belum dibayarnya gaji dan upah yang sudah menjadi hak mereka, juga dari bunga  yang belum dibayar kepada bank atau pemegang obligasi perusahaan yang telah memberikan pinjaman kepada perusahaan’ juga asuransi yang belum dibayar, pensiun yang belum dibayar, atau hal yang sejenis.
  • Pajak Yang Belum Dibayar (Hutang Pajak)
Hutang kepada instansi pajak sebenarnya sama dengan biaya yang belum dibayar. Akan tetapi karena alasan kegunaan, biasanya dipisahkan secara tersendiri sebagai pajak penghasilan yang belum dibayar.
Kewajiban Jangka Panjang 
Kewajiban atau hutang jangka panjang ini jangka waktu pengembaliannya adalah lebih darii satu satu tahun setelah tanggal yang tertera  pada Neraca. Hutang jangka panjang dengan bank atau lembaga keuangan biasanya diikat dengan perjanjian yang didalamnya memuat jumlah pinjaman yang disetujui, tingkat bunga pinjaman, jumlah angsuran, serta sifat dan luasnya ikatan yang ada.


Kewajiban lain lain :
Kewajiban yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam kewajiban lancar aau kewajiban jangka panjang yang disajikan kewajiban lain lain, antara lain pendapatan yang ditangguhkan, uang jaminan jangka panjang yang diterima dari pelanggan, atau hutang pada perusahaan afiliasi.
Modal atau Ekuitas
Modal perusahaan adalah kekayaan bersih perusahaan setelah dikurangi semua hutang hutangnya. Untuk keperluan akuntansi, bagian ini dibagi menjadi tiga yaitu: modal saham (capital stock), agio saham (capital surplus) dan akumulasi laba yang ditahan (retained earning)
Modal saham
Pengertian umum modal saham adalah merupakan saham yang mencerminkan kepentingan pemegangnya sebagai pemilik perusahaan. Saham ini dinyatakan dengan sertifikat saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang diberikan kepada pemegang saham. Ada beberapa jenis saham yang masing masing sedikit berbeda satu sama lain:
  • Saham preferen
Saham preferen (preferred stock) ini mempunyai beberapa prefensi atau kelebihan/keistimewahan dari jenis saham lainnya, dimana diberikan hak mendapatkan keuntungan (deviden) dari saham terlebih dahulu, atau mendapatkan bagian aktiva kalau perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi, atau hak akan keduanya.
  • Saham biasa
Pemegang saham preferen berhak memperoleh deviden tertentu (persentase terhadap nilai saham) setiap lembar saham per tahunnya sebelum pemegang saham biasa mendapatkan deviden. Tetapi perlu dicatat bahwa deviden  tersebut adalah jumlah yang bisa diterima setiap pemegang lembar saham preferen setiap tahunnya. Saham biasa (common stock) tidak punya batas jumlah deviden setiap tahunnya, sehingga pada tahun tahun perusahaan mendapatkan banyak keuntungan pemegang saham biasa juga mendapatkan deviden cukup besar, sedangkan pada waktu keuntungan perusahaan turun  deviden yang diperoleh juga kecil.
  • Agio saham
Merupakan jumlah yang dibayarr oleh para pemegang saham diatas nilai pokok saham. Misalnya saham biasa mempunyai nilai pokok RP.1000 per lembarnya, kita asumsikan perusahaan menjual 3000 lembar saham dan mendapatkan Rp.4.400.000 dari penjualan tersebut. Dengan demikian ada Rp.4.400.000 dari neraca di pos Pemegang saham, yang dialokasikan dalam Modal Saham dan Agio Saham.

  • Akumulasi Laba Yang Ditahan
Cara terbaik untuk menerangkan akumulasi laba atau keuntungan yang ditahan (retained earning) adalah pada waktu perusahaan pertamakali didirikan, dimana tidak terdapat akumulasi laba yang ditahan. Pada akhir tahun pertama, jika labanya adalah Rp.80.000 dan deviden yang dibayarkan pada saham preferen adalah Rp.3000 tetapi pada deviden untuk saham biasa belum ditentukan apakah akan dibayar, maka Neraca akan memperlihatkan Akumulasi laba yang ditahan sebesar Rp.5000
fungsi laporan keuangan
2.    Laporan Laba Rugi
            Menurut Accounting Principal Board (APB) statement laba rugi adalah kelebihan penghasilan yang didapat selama suatu perdiode tertentu.Laba rugi merupakan selisih, baik positif maupun negatif yang diperoleh dari kegiatan operasional dan non-operasional selama periode waktu tertentu.
Laporan laba rugi memiliki isi atau atau komponen yang terdiri atas:
a). Pendapatan/hasil/revenue
Pendapatan adalah hasil dari penjualan jasa kepada perusahaan atau penerima jasa. Harahap mendefinisikan, penghasilan akan dikatakan sebagai pendapatan pada waktu kapan kegiatan utama yang perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu sudah selesai.
b). Biaya (Expense)
Menurut FASB, biaya merupakan arus keluar aktiva, pemakaian aktiva atau timbulnya kewajiban dan atau kombinasi dari keduanya dalam jangka waktu tertentu. Keadaan tersebut disebabkan oleh delivery barang, biaya jasa atau kegiatan operasional perusahaan lainnya.
Biaya dapat digolongkan menjadi:
  • Biaya yang dihubungkan dengan penghasilan pada waktu tertentu.
  • Biaya yang dihubungkan dengan periode waktu tertentu yang tidak terkait dengan penghasilan.
  • Biaya yang karena alasan praktis tidak bisa dikaitkan dengan periode manapun.

3.      Laporan Laba Perubahan Modal (Insidentil Gains & Insidentil Loses)  
Laporan Perubahan Modal diperlukan untuk mengetahui maju mundurnya keadaan suatu perusahaan. Jika modal perusahaan bertambah berarti terdapat kemajuan, begitu juga sebaliknya. Jika modal awal lebih besar daripada modal akhir maka hal ini menunjukkan perusahaan mengalami kemunduran. Jadi, laporan perubahan modal ini menceritakan perubahan yang terjadi pada modal (ekuitas) pemilik perusahaan. Mengapa? Modal dapat mengalami perubahan bertambah atau berkurang, perubahan ini disebabkan oleh hasil operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu.Pembuatan Laporan Perubahan Modal memerlukan data mengenai besar nominal Modal Awal, besar Laba Bersih, Prive, dan Penambahan Modal. Prive adalah pengambilan uang yang dilakukan oleh pemilik.
4.    Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang bersumber (dananya) dari penggunaan kas (uang simpanan perusahaan / organisasi / instansi terkait). Ada 3 bagian laporan arus kas yaitu :
1.      Kas dari Aktivitas Operasi adalah laporan kas yang terdiri dari kegiatan utama sebuah perusahaan yang secara langsung berimbas pada kas, seperti pembayaran dan pendapatan piutang, pembayaran gaji, pengeluaran operasional, dll.
2.      Kas dari Aktivitas Investasi adalah laporan kas keuangan yang berkaitan dengan perolehan penjualan dan pembelian aktiva tetap.
3.      Kas dari Aktivitas Pendanaan adalah laporan kas keuangan yang berhubungan dengan pengurangan dan penambahan modal.
Menurut Standard Akuntansi Keuangan No.2 (PSAK-02), laporan kas yang disajikan harus melaporkan setiap aliran kas dalam waktu periode tertentu, serta diklasifikasikan menurut aktivitas operasinya masing-masing. Dengan demikian laporan arus kas akan menunjukkan arus kas uang masuk dan keluar dengan cukup jelas dari sebuah perusahaan / organisasi dalam periode tertentu (semester atau tahunan).
2.4 Analisa Laporan Keuangan

            Analisa laporan keuangan adalah kegiatan menganalisa laporan keuangan. Yang lahir dari suatu konsep dan sistem akutansi keuangan. Dengan memahami sifat dan konsep akutansi keuangan maka akan lebih mengenal sifat dan konsep laporan keuangan sehingga dapat menjaga kemungkinan salah tafsir terhadap informasi yang diberikan melalui laporan keuangan sehinggakesimpulan yang disapat akan lebih akurat.
Analisa laporan keuangan (financial statement analysis) adalah proses penganalisaan atau penyidikan terhadap laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi beserta lampiran-lampirannya untuk mengetahui posisi keuangan dan tingkat “kesehatan” perusahaan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan  teknik-teknik tertentu.
Analisis Laporan keuangan dilakukan dengan tujuan :
  1. Untuk mengetahui perubahan posisi keuangan perusahaan pada satu periodetertentu baik aktiva, kewajiban, dan harta maupun hasil usaha yang telahdicapai untukbeberapa periode.
  2. Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan apa saja yang dimiliki oleh perusahaan.
  3. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukankedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan saat ini.
  4. Untuk melakukan penilaian atau evaluasi kinerja manajemen kedepan,apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau tidak.

2.5 Teknik Analisa Laporan Keuangan.
  1. Metode Komparatif.
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan keuangan danmembandingkan dengan angka-angka laporan keuangan lainnya. Misalnyaperbandingan dalam beberapa tahun contohnya, laporan keuangan tahun 2001dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 2002, atau perbandingan dengan budget (anggaran perusahaan).
  1. Metode Analisis.
Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahundan dari sini digambarkan trendnya. Trend analysis  ini biasanya dibuat melalui grafik.Dan untuk itu perlu dibantu oleh pengetahuan statistik misalnya menggunakan linear programming , rumuschi square, rumus y = a + bx.
  1. Common Size Financial Statement (Laporan bentuk awam).
Metode ini merupakan metode analisis yang menjadikan laporan keuangan dalambentuk presentasi. Presentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilaipenting, misalnya asset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi.
  1. Metode Index Time Series.
Metode ini dihitung dengan indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angka-angkalaporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks 100. Untuk menghitung indeks maka digunakan rumus sebagai berikut :
Indeks 2001 = Angka Laporan Keuangan 2001  X 100%
                                        Angka Dasar

Analisis Rasio Keuangan
Menurut Harahap (2009:297), rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan akun lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Menurut Simamora (2002:357), analisis rasio merupakan cara penting untuk menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna diantara komponen-komponen dari laporan-laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan.
1.    Rasio Likuiditas
Menurut Harahap (2009:301), rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 
a.    Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio ini merupakan perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban lancar. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

                       Aset Lancar
Current Ratio =  ------------------------
                           Kewajiban Lancar


Rasio ini merupakan cara untuk mengukur kesanggupan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, dengan pedoman 2:1 atau 200% ini adalah rasio minimum yang akan dipertahankan oleh suatu perusahaan. Menurut Fahmi (2011:61), kondisi perusahaan yang memiliki current ratio yang baik adalah dianggap sebagai perusahaan yang baik dan bagus, namun jika current ratio terlalu tinggi juga dianggap tidak baik karena dapat mengindikasikan adanya masalah seperti jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang tak tertagih.
b.      Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio ini merupakan perbandingan antara aset lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
                      Aset Lancar - Persediaan
Quick Ratio = --------------------------------------------
                    Kewajiban Lancar

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

2.    Rasio Leverage
Menurut Harahap (2009:306), rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh kewajiban atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh ekuitas. Setiap penggunaan utang oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap rasio dan pengembalian. Rasio ini dapat digunakan untuk melihat seberapa resiko keuangan perusahaan.

a.  Rasio Hutang (Debt Ratio)
Rasio ini merupakan perbandingan antara total kewajiban dengan total aset. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :         
                 Total Kewajiban
Debt Ratio = -------------------------
                Total Aset

Rasio ini menunjukkan sejauh mana kewajiban dapat ditutupi oleh aset. 
b.  Time Interest Earned
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak atau laba operasi (EBIT) dengan beban bunga. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
                                                                   
                                     EBIT
Time Interest Earned = ------------------------
                                   Beban Bunga

Rasio ini menunjukkan sejauh mana besarnya jaminan keuntungan sebelum bunga dan pajak atau laba operasi (EBIT) untuk membayar beban bunganya.

3.    Rasio Aktivitas
Menurut Harahap (2009:308), rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. Rasio ini dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen aset. Elemen aset sebagai pengguna dana seharusnya bisa dikendalikan agar bisa dimanfaatkan secara optimal.
a.    Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Rasio ini merupakan perbandingan antara harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
                                  Harga Pokok Penjualan
Inventory Turnover = --------------------------------
                                    Rata-rata persediaan

Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus persediaan normal.
b.    Rata-Rata Periode Pengumpulan Piutang (Day’s Sales Outstanding)
Rasio ini merupakan perbandingan antara piutang dengan penjualan dibagi jumlah hari dalam setahun. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
                                     Piutang
Day’s Sales Outstanding  = ----------------------------------
                                       Penjualan / 360 hari

Rasio ini mengukur waktu rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dari penjualan.


c.     Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover)
Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aset. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
                                    Penjualan
Total Asset Turnover = ------------------------
                                    Total Aset

Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aset yang dimiliki perusahaan. 
4.    Rasio Profitabilitas
Menurut Harahap (2009:309), rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuannya, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.
a.  Margin Keuntungan (Profit Margin)
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
                       Laba Bersih
Profit Margin = ------------------
                       Penjualan

Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.
b.  Tingkat Pengembalian Aset (Return On Assets)
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
                               Laba Bersih
Return On Assets  = ----------------------
                               Total Aset

Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai asetnya.
c.  Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity)
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
                             Laba Bersih
Return On Equity = --------------------
                              Ekuitas


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasiyang cukup penting untuk mengambil keputusan yang bersifat ekonomi.
Analisa laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisa pada laporan keuangan dan data keuangan dalam rangka untuk memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan di suatu perusahaan .

3.2 Saran
            Perusahaan yang baik adalah peerusahaan yang memiliki laporan keuangan yang jelas. Untuk mendapatkan laporan keuangan yang jelas para pelaku perusahaan seperti akuntan dan sumber daya manusia lainnya harus selalu melaporkan dan memasukkan setiap input maupun output keuangan ke dalam laporan keuangan. 









\



DAFTAR PUSTAKA

     Fadhil Analisis. Analisis Laporan Keuangan.  http://fadhilanalisis.blogspot.co.id/2011/10/    analisis  -laporan-keuangan.html. Diakses Oleh Shafira Ayusti Pada tanggal 28 Maret 2O18
    Makalah Analisis Laporan Keuanganhttp://cafe-ekonomi.bl ogspot.com/2009/06/ makalah -laporan-keuangan.html. Diakses oleh Shafira Ayusti pada tanggal 28 Maret 2018.
       Riyanto, Bambang Prof. Dr.. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4. 2010. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.



1 komentar:

  1. Casino: Why is gambling the most dangerous of all
    A casino herzamanindir.com/ gambling addict is simply gambling the https://deccasino.com/review/merit-casino/ most dangerous of all other people. A gambler's life https://deccasino.com/review/merit-casino/ is casino-roll.com not worrione just about the outcome of an action,

    BalasHapus