Minggu, 01 April 2018

Usaha Tani Wortel



USAHA TANI WORTEL YANG MENGUNTUNGKAN

Hasil gambar untuk WORTEL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Wortel merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang bisa dijadikan sebagai bahan masakan. Ciri-ciri dari wortel yaitu berwarna orenge dengan cita rasa manis dan sedikit gurih. Wortel sebenarnya dapat dikonsumsi secara langsung bagi yang menyukainnya. Bagi Anda yang tidak suka dapat menggolahnya untuk dijadikan sebuah masakan, makanan, ataupun minuman. Wortel banyak mengandung vitamin A yang sangat baik untuk tubuh. Kandungan vitamin A pada wotel sangat baik untuk menjaga kesehatan mata. Selain mengandung vitamin A ada banyak vitamin yang dimiliki oleh wortel diantaranya vitamin B dan C. Wortel sendiri adalah sebuah jenis sayuran yang sangat cocok apabila di tanam di daerah dataran tinggi 1000 mdpl. Selain dapat ditanam di daerah dataran tinggi tanaman wortel juga dapat dibudidayakan di berbagai tempat asalkan memiliki lahan dengan tanah yang berhumus dan gembur. Harga jual wortel masih terbilang stabil jika dibandingkan dengan harba sayuran lainnya. Hal inilah yang membuat potensi dari budidaya wortel sangat menguntungkan untuk dijalani. Anda tidak perlu khawatir jika harga wortel akan menurun drastis. Budidaya tanaman wortel bisa dikatakan sangat mudah namun bagi Anda yang masih pemula dan belum mengetahui cara budidaya tanaman wortel dapat beberapa cara yang disediakan di bawah ini.

1.2  Tujuan Penulisan
-          Untuk mengetahui  usaha tani yang menguntungkan dalam agribisnis.
-          Untuk mengetahui  Peluang Usaha Tani dari Komoditi Wortel.
-          Untuk mengetahui cara memproduksi wortel dengan Optimal





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umun Wortel
Wortel sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia dan populer sebagai sumber vitamin A karena memiliki kadar karotena (pro vitamin A). Selain itu, wortel juga mengandung vitamin B, vitamin C, serta zat-zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Sosok tanamannya berupa rumput dan menyimpan cadangan makanannya di dalam umbi. Mempunyai batang pendek, berakar tunggang yang bentuk dan fungsinya berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Umbi berwarna kuning kemerah-merahan, berkulit tipis, dan jika dimakan mentah terasa renyah dan agak manis (Cahyono, 2003).

Wortel merupakan tanaman subtropis yang memerlukan suhu dingin (22-24°C), lembab, dan cukup sinar matahari. Di Indonesia kondisi seperti itu biasanya terdapat di daerah berketinggian antara 1.200-1.500 m dpl. Sekarang wortel sudah dapat ditanam di daerah berketinggian 600 m dpl. Dianjurkan untuk menanam wortel pada tanah yang subur, gembur dan kaya humus dengan pH antara 5,5-6,5. Tanah yang kurang subur masih dapat ditanami wortel asalkan dilakukan pemupukan intensif. Kebanyakan tanah dataran tinggi di Indonesia mempunyai pH rendah. Bila demikian, tanah perlu dikapur, karena tanah yang asam menghambat perkembangan umbi ( Ali dan Rahayu, 1995)

2.2. Pengolahan Tanah untuk Budidaya Wortel
Pengolahan Tanah yang akan ditanami wortel diolah sedalam 30-40 cm. Tambahkan pupuk kandang sebanyak 1,5 kg/m2 agar tanah cukup subur. Bila tanah termasuk miskin unsur hara dapat ditambahkan pupuk urea 100 kg/ha, TSP 100 kg/ha, dan KCl 30 kg/ha. Selanjutnya dibuatkan bedengan selebar 1,5-2m dan panjangnya disesuaikan dengan lahan. Tinggi bedengan di tanah kering adalah 15 cm, sedangkan untuk tanah yang terendam, tinggi bedengan dapat lebih tinggi lagi. Di antara bedengan perlu dibuatkan parit selebar sekitar 25 cm untuk memudahkan penanaman dan pemeliharaan tanaman. Kebutuhan benih wortel adalah 4-5 Kg/ha. Benih wortel yang baik dapat dibeli di toko-toko tanaman atau membenihkan sendiri dari tanaman yang tua..Benih wortel dapat langsung disebarkan tanpa disemai dahulu. Sebelumnya, benih direndam dalam air sekitar 12-24 jam untuk membantu proses pertumbuhan. Kemudian, benih dicampur dengan sedikit pasir, lalu digosok-gosokkan agar benih mudah disebar dan tidak melekat satu sama lain. Benih ditabur di sepanjang alur dalam bedengan dengan bantuan alat penugal, lalu benih ditutupi tanah tipis-tipis. Berikutnya, bedengan segera ditutup dengan jerami atau daun pisang untuk menjaga agar benih tidak hanyut oleh air. Jika tanaman telah tumbuh (antara 10-14 hari), jerami atau daun pisang segera diangkat (Pitojo S., 2006).

2.3. Pemeliharaan
Setelah tanaman tumbuh segera dilakukan pemeliharaan, adapun proses pemeliharaanya adalah sebagai berikut :
1.        Penyiraman
penyiraman  dapat dilakukan sekali sehari atau dua kali sehari jika udara sangat kering. Cara pemberian air yang lain ialah dengan jalan menggenangi parit di antara bedengan. Cara seperti ini dapat dilakukan bila terdapat saluran drainase. Tanaman yang telah tumbuh harus segera diseleksi. Caranya cabutlah tanaman yang lemah atau kering, tinggalkan tanaman yang sehat dan kokoh. Tindakan ini sekaligus diikuti dengan penjarangan yang berguna untuk memberikan jarak dalam alur dan menjaga tercukupinya sinar matahari sehingga tanaman tumbuh subur. Penjarangan menghasilkan alur yang rapi berjarak antara 5- 10 cm.
2.        Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan sejak tanaman berumur dua minggu. Untuk keperluan pertumbuhan tanaman dn pembentukan umbi wortel, tanaman memerlukan unsu- unsur N, P, K dalam jumlah yang banyak, sementara jumlah yang tersedia di dalam tanah relatif sedikit. Oleh karena itu, harus ditambahkan unsur-unsur N, P, dan K dari luar dalam bentuk pupuk kimia buatan pabrik yang siap diserap oleh tanaman. Unsur nitrogen berfungsi dalam peningkatan pertumbuhan vegetatif, pembentukan sel, klorofil; unsur fosfat berfungsi dalam pembentukan akar, umbi, bunga, buah, peningkatan produksi dan mutu umbi; unsur kalium berfungsi dalam pertumbuhan bunga dan klorofil, peningkatan ketahanan terhadap penyakit dan dalam penyerapan air. Pemupukan nitrogen dapat mennggunakan pupuk ZA, urea, Postasium Nitrat, CPN. Pemupukan fosfat dapat menggunakan pupuk DS, SP, Ammopos atau FMP. Pemupukan kalium dengan menggunakan pupuk ZK, KCL, atau MOP. Pupuk yang biasa diberikan berupa 50 kg Urea/ha, disusul pemberian kedua (1 atau 1,5 bulan kemudian) berupa urea sebanyak SO kg/ha dan KCl 20 kg/ha. Dosis dapat berubah sesuai kondisi tanah dan rekomendasi pemupukan yang ada. Cara pemupukan adalah dengan menaburkan pupuk pada alur sedalam 2 cm yang dibuat memanjang berjarak sekitar 5 cm dari alur tanaman. Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pendangiran. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Cahyono, 2003).
3.        Penanggulangan Hama Penyakit
Ada beberapa hama yang penting diketahui karena sering menyerang tanaman wortel di Indonesia, di antaranya sebagai berikut. Manggot-manggot (Psila rosae) Umbi wortel yang terserang memperlihatkan gejala kerusakan (berlubang dan membusuk) akibat gigitan pada umbi. Penyebab kerusakan ini adalah sejenis lalat wortel yang disebut manggot-manggot (Psila rosae). Periode aktif perusakan adalah saat larva lalat ini memakan umbi selama 5-7 minggu sebelum berubah menjadi kepompong. Umbi yang telah terserang tidak dapat di perbaiki, sebaiknya dicabut dan dibuang. Pencegahannya, saat tanaman wortel masih muda disiram dengan larutan Polydo120 g dicampur air sebanyak 100 liter. Untuk lebih meyakinkan hasilnya, pemberian Polydol diulangi lagi 10 hari kemudian. Semiaphis dauci Serangan hama ini ditandai dengan terhentinya pertumbuhan, tanaman menjadi kerdil, daun-daun menjadi keriting, dan dapat menyebabkan kematian. Hama ini umumnya menyerang tanaman muda sehingga menyebabkan kerugian besar. Hama perusak ini adalah serangga berwarna abu-abu bernama Semiaphis dauci. Pemberantasan dan pengendaliannya dilakukan dengan menyemprotkan Polydol 20 g dicampur air 100 liter. Atau dapat pula menggunakan Metasyttox 50 g dicampur air 100 liter (Rukmana, 1995).
Penyakit Penyakit tanaman wortel yang dianggap penting antara lain sebagai berikut. Bercak daun cercospora Penyakit ini ditandai dengan bercak- bercak bulat atau memanjang yang banyak terdapat di pinggir daun sehingga daun mengeriting karena bagian yang terserang tidak sama pertumbuhannya dibanding bagian yang sehat. Penyebab penyakit ini adalah jamur Cercospora carotae (Pass). Penyebarannya dibantu oleh angin. Bagian tanaman yang lebih dahulu terserang adalah daun muda. Pengendaliannya dengan menanam biji yang sehat, menjaga sanitasi, tanaman yang telah terserang dicabut dan dipendam, serta pergiliran tanaman. Cara pengendalian yang lain adalah dengan menyemprotkan fungisida yang mengandung zineb dan maneb, yaitu Velimex 80 WP sebanyak 2- 2,5 g/1 dengan volume semprot 400-800 1/ha. Busuk hitam (hawar daun) gejala penyakit ini ditandai dengan bercak-bercak kecil berwarna cokelat tua sampai hitam bertepi kuning pada daun. Bercak dapat membesar dan bersatu sehingga mematikan daun-daun (menghitam). Tangkai daun yang terinfeksi menyebabkan terjadinya bercak memanjang berwarna seperti karat. Gejala pada akar baru tampak setelah umbi akar disimpan. Pada akar timbul bercak berbentuk bulat dan tidak teratur, agak mengendap dengan kedalaman sekitar 3mm. Jaringan yang busuk berwarna hitam kehijauan sampai hitam kelam. Terkadang timbul pula kapang kehitaman pada permukaan bagian yang busuk. Penyebab penyakit ini adalah jamur Alternaria dauci yang semula disebut Macrosporium carotae. Pengendaliannya dengan pergiliran tanaman, sanitasi, penanaman benih yang sehat, dan membersihkan tanaman yang telah terserang (dicabut dan dipendam atau dibakar). Dapat juga digunakan fungisida, misalnya Velimex 80 WP sebanyak 2-2,5 g/1 dengan volume semprot 400-800 1/ha (Anonimous, 1992).

2.4. Panen
Wortel dapat dipanen setelah 100 hari tergantung dari jenisnya. Pemanenan tidak boleh terlambat karena umbi akan semakin mengeras (berkayu) sehingga tidak disukai konsumen. Cara pemanenan dilakukan dengan jalan mencabut umbi beserta akarnya. Untuk memudahkan pencabutan sebaiknya tanah digemburkan dahulu. Pemanenan sebaiknya dilakukan pagi hari agar dapat segera dipasarkan (Rukmana, 1995).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Aalisis Usaha Tani Wortel

a.    Hak milik           :  - ha
b.    Sewa                  : 2 ha
c.    Sakap/Maro       : - ha
2.    Tanggal Tanam       : 10
3.    Bulan Tanam          : Oktober
4.    Panen Bulan           : Januari
3.1.  Biaya Produksi

No.
Jenis Kegiatan
volume
Biaya/Vol (Rp)
Total
Biaya (Rp)
Biaya
A.
Biaya Variabel
1.
Bibit
11 Kg
15.000
165.000
2.
Pupuk
a.
Pupuk Amopos
101,92 Kg
8.000
815.360
b.
Pupuk NPK
169,04 Kg
4.500
760.680
c.
Pupuk Ikan
99,52 Kg
3.000
298.560
Jumlah Biaya Pupuk
1.874.600
3.
Pestisida
a.
Insektisida
8 lt
100.000
800.000
b.
Fungisida
6 Kg
65.000
390.000
c.
Perekat
7 lt
22.000
154.000
Jumlah Biaya Pestisida
1.344.000
4.
Tenaga Kerja
a.
Pengolah Tanah
20 HOKP
20.000
400.000
b.
Penanaman
12 HOKW
17.500
210.000
c.
Penjarangan
18 HOKW
17.500
315.000
d.
Pemupukan
11 HOKP
20.000
220.000
e.
Penyiangan
16 HOKW
17.500
280.000
f.
Persiapan Bibit
5 HOKW
17.500
87.500
g.
Penyiraman
-
-
h.
Penyemprotan
8 HOKP
20.000
160.000
i.
Pemanen
25 HOKP
20.000
500.000
j.
Pasca Panen
10 HOKW
17.500
175.000
Total
Tenaga Kerja
64 HOKP
20.000
1.280.000
61 HOKW
17.500
1.067.500
Jumlah Biaya T. Kerja
2.347.500
Total Biaya Variabel
5.731.100
B.
Biaya Tetap
1.
Sewa Lahan
2 ha
3.500.000
7.000.000
2.
Penyusutan Alat
235.600
235.600
3.
Pajak Tanah
Text Box: 72 ha
50.000
100.000
4.
Lain-lain
653.300
Jumlah Biaya Tetap
7.988.900
C.
Bunga Modal
15 %/ tahun
1.658.750
Total Biaya Produksi ( A+B+C)
14.928.750
Penerimaan
A.
Harga Jual/Kg
2.000
B.
Jumlah Produksi
27.350 Kg
2.000
41.025.000
C.
Sebagai Bibit
-
-
-
TOTAL PENERIMAAN
41.025.000
TOTAL PENDAPATAN
26.096.250

Untuk melihat layak atau tidaknya usaha tani wortel tersebut maka akan digunakan beberapa bentuk analisis kelayakan usaha, yaitu sebagai berikut :

1.    Analisis R/C Ratio
Analisis R/C ratio merupakan perbandingan antara penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan. Semakin tinggi perbandingan antara penerimaan dan biaya total, maka semakin layak usaha itu untuk dijalankan. Dalam analisis ini suatu usaha akan dikatakan layak atau tidaknya adalah sebagai berikut :
a.    Apabila nilai R/C > 1, maka usaha tersebut layak untuk dijalankan.
b.    Apabila nilai R/C = 1, maka usaha tersebut tidak mendapatkan keuntungan ataupun kerugian (impas).
c.    Apabila nilai R/C <  1, maka usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan.
Oleh karena itu, dalam menentukan layak atau tidaknya usaha budidaya kentang yang ingin kami jalankan maka kami juga menggunakan analisis R/C Ratio dengan perhitungan sebagai berikut :

R/C Ratio =

R/C Ratio =

       = 2,87
Dari hasil perhitungan analisis R/C Ratio diatas maka usahatani wortel tersebut layak untuk dijalankan
2.    Analisis Return of Investmen (ROI)
ROI merupakan suatu ukuran rasio untuk mengetahui tingkat pengembalian modal usaha. Komponen pada analisis ini adalah pebdapatan bersih dan jumlah pendapatan modal. Dalam analisis ini suatu usaha akan dikatakan layak atau tidaknya adalah sebagai berikut :
a.         Jika ROI > tingkat suku bunga Bank yang berlaku, maka usaha ini layak untuk dilaksanakan atau dijalankan.
b.        Jika ROI ≤  tingkat suku bunga Bank yang berlaku, maka usaha ini tidak layak untuk dilaksanakan atau dijalankan.

3.2 Analisis Keripik Wortel

                   Keripik wortel merupakan salah satu camilan yang terbuat dari wortel.  Keripik wortel memang kaya akan vitamin sehingga sangat baik jika dikonsumsi. Olahan keripik wortel memiliki cita rasa yang enak dan nikmat. Tekstur keripik wortel yang begitu renyah sehingga banyak yang suka. Bahkan penggemar keripik wortel mulai dari kalangan anak-anak hingga kalangan orang dewasa sangat menyukai keripik wortel. Apalagi jika mengetahui aneka manfaat yang dimiliki keripik wortel pasti membuat camilan ini banyak dicari dimasyarakat. Kandungan gizi serta vitamin yang ada pada wortel memang tidak akan berkurang jika pengolahan keripik dilakukan dengan benar. Biasanya olahan keripik wortel sering dijadikan sebagai camilan dalam keluarga. Camilan keripik wortel inipun juga sering dijajakan di berbagao toko-toko, supermarket maupun pasar tradisional. Camilan ringan yang dibuat menggunakan bahan utama wortel inipun juga memiliki harga yang cukup terjangkau sehingga tak heran bila banyak masyarakat yang menikmati camilan keripik wortel ini. Dengan melihat pangsa pasar camilan keripik wortel yang begitu luas dimasyarakat hingga membuat keripik wortel dijadikan sebagai kegiatan usaha. Peluang bisnis keripik wortel juga sangat menguntungkan jika dijalankan.
Untuk itu ada baiknya kita untuk tahu bagaimana estimasi biaya yang digunakan dalam usaha keripik wortel sebagai salah satu produk hilir yang dapat dikembangkan kedepannya :




Investasi
Investasi
Peralatan
 Harga 
 Etalase/gerobak
 Rp.
1,323,000
 Pisau
 Rp.
56,200
 Telenan
 Rp.
35,300
 Wadah
 Rp.
78,700
 Panci
 Rp.
91,900
 Baskom
 Rp.
93,600
 Pengaduk
 Rp.
50,100
 Pengukus
 Rp.
52,200
 Wajan
 Rp.
128,700
 Perlatan penggoreng
 Rp.
97,900
 Mesin peniris minyak
 Rp.
235,700
 Kompor dan tabung gas
 Rp.
240,700
 Piring
 Rp.
118,700
 Sendok
 Rp.
86,800
 Garpu
 Rp.
74,400
 Meja
 Rp.
119,500
 Kursi
 Rp.
106,000
 Tempat sampah
 Rp.
57,900
 Timba
 Rp.
46,100
 Nampan
 Rp.
58,100
 Serbet
 Rp.
28,900
 Peralatan tambahan lain
 Rp.
65,800
 Jumlah Investasi
 Rp.
3,246,200

Biaya Operasional per Bulan
 Biaya Tetap
 Nilai
 Penyusutan etalase/gerobak 1/60 x Rp. 1,323,000
 Rp.
22,050
 Penyusutan pisau 1/36 x Rp. 56,200
 Rp.
1,561
 Penyusutan telenan 1/36 x Rp. 35,300
 Rp.
  981
 Penyusutan wadah 1/42 x Rp. 78,700
 Rp.
1,874
 Penyusutan panci 1/48 x Rp. 91,900
 Rp.
1,915
 Penyusutan baskom 1/48 x Rp. 93,600
 Rp.
1,950
 Penyusutan pengaduk 1/42 x Rp. 50,100
 Rp.
1,193
 Penyusutan pengukus 1/48 x Rp. 52,200
 Rp.
1,088
 Penyusutan wajan 1/48 x Rp. 128,700
 Rp.
2,681
 Penyusutan peralatan penggoreng 1/48 x Rp. 97,900
 Rp.
2,040
 Penyusutan mesin peniris minyak 1/54 x Rp. 235,700
 Rp.
4,365
 Penyusutan kompor dan tabung gas 1/48 x Rp. 240,700
 Rp.
5,015
 Penyusutan piring 1/42 x Rp. 118,700
 Rp.
2,826
 Penyusutan sendok 1/42 x Rp. 86,800
 Rp.
2,067
 Penyusutan garpu 1/42 x Rp. 74,400
 Rp.
1,771
 Penyusutan meja 1/48 x Rp. 119,500
 Rp.
2,490
 Penyusutan kursi 1/48 x Rp. 106,000
 Rp.
2,208
 Penyusutan nampan 1/36 x Rp. 58,100
 Rp.
1,614
 Penyusutan serbet 1/36 x Rp. 28,900
 Rp.
803
 Penyusutan peralatan tambahan lain 1/36 x Rp. 65,800
 Rp.
1,828
 Gaji karyawan
 Rp.
1,000,000
 Total Biaya Tetap
 Rp.
1,062,317

Biaya Variabel
 Wortel
 Rp.
30,000
 x
30
 =
 Rp.
900,000
 Garam
 Rp.
1,500
 x
30
 =
 Rp.
45,000
 Bawang putih
 Rp.
9,000
 x
30
 =
 Rp.
270,000
 Bawang merah
 Rp.
9,000
 x
30
 =
 Rp.
270,000
 Penyedap rasa
 Rp.
4,500
 x
30
 =
 Rp.
135,000
 Gula pasir
 Rp.
6,000
 x
30
 =
 Rp.
180,000
 Tepung terigu
 Rp.
20,000
 x
30
 =
 Rp.
600,000
 Ketumbar
 Rp.
4,000
 x
30
 =
 Rp.
120,000
 Biaya sewa tempat
 Rp.
14,000
 x
30
 =
 Rp.
420,000
 Biaya air dan listrik
 Rp.
13,500
 x
30
 =
 Rp.
405,000
 Total Biaya Variabel
 Rp.
3,345,000

Total Biaya Operasional
 Biaya tetap + biaya variabel =
 Rp.
4,345,000

Pendapatan per Bulan
25
 Bungkus
 x
 Rp.
10,000
 =
 Rp.
250,000
250,000
 x
30
 hr
 =
 Rp.
7,500,000

Keuntungan per Bulan
 Laba    =  Total Pendapatan – Total Biaya Operasional
 Rp.
7,500,000
 –
  4,345,000
 =
 Rp.
3,155,000

Lama Balik Modal
Total Investasi / Keuntungan  =
 Rp.
3,246,200
 :
3,155,000
 =
1
 bln




BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
                  Berdasarkan Analisis yang telah dilakukan baik terhadap usaha tani komoditi wortel ataupun terhadap produk olahan wortel dapat disimpulkan bahwa Usaha tani wortel merupakan usaha yang sangat menjanjikan untuk prospek usahatani yang lebih besar.selain itu,usaha tani wortel dapat berjalan atau layak diusahakan, terlebih jika ada pengoptimalan dalam sub sitem usaha tani serta teknologinya.

4.2 Saran
                  Sebaiknya dalam usaha tani wortel para pengusaha dapat lebih memperhitungkan faktor – faktor yang bisa menjadi hambatan saat menjalankan usaha tani. Dan diharapkan bagi mahasiswa untuk dapat terus mengembangkan ide yang inovatif untuk usaha tani wortel baik hulu maupum hilir.













DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 1992. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Kanisius. Yogyakarta.

Anonimous, 1995. Rencana Pengembangan TNGGP 1995-2000. Buku 3 Departemen Kehutanan Direktorat Perlindugan Hutan dan Pelestarian Alam Taman Nasional Gede Pangrango. Bogor.

Husodo, dkk, 2004. Pertanian Mandiri. Pandangan Strategis Para Pakar Untuk Kemajuan Pertanian Indonesia.Penebar Swadaya, Jakarta.

Pitojo S., 2006. Penangkaran Benih Wortel. Kanisius, Yogyakarta.

Rasahan, dkk, 1999. Refleksi Pertanian (Tanaman Pangan dan Hortikultura Nusantara). Pustaka Harapan, Jakarta.

Rukmana, R., 1995. Bertanam Wortel. Kanisius, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar